Suami dan Anak Lumpuh, Irdawati Tetap Tegar

Bengkulu61 Dilihat
Suami Irdawati, Mizaldi (49).

Mukomuko, redaksimedinas.com – Miris memang melihat kondisi kehidupan yang dialami salah seorang warga Desa Nelan Indah, kecamatan Teramang Jaya, kabupaten Mukomuko, bernama Irdawati (47). Pasalnya, batin Irdawati menjerit. Mengalami keadaan yang serba susah tersebut. Namun apalah daya dan hendak dikata.

“Mau ngeluh, sedangkan tidak ada tempat mengelukan itu. Sementara, beginilah adanya kehidupan kami. Mau terik, kepada siapa, saya tidak tahu. Saya tidak pernah merasa mengeluh”, ucapnya.

Irdawati, yang mencari nafkah sebagai penjual ikan keliling, memang tidak layak kehidupan yang dialaminya. Apalagi Keadaan suaminya, Mizaldi (49) yang saat ini tengah mengalami kelumpuhan total. Sejak dari tahun 2011 lalu Mizaldi menderita panyakit semacam Struke Berat (SB), alias tidak bisa berdiri, apalagi berjalan. Dia terbaring tak berdaya diranjangnya. Yang bermukim di rumah orang tua kandungnya, di Desa Pasar Bantal, kecamatan setempat.

“Kalau mau buang air kecil/besar, dia menggunakan kateter dan pampers. Sedih memang saya melihatnya. Namun apa boleh buat, kita hanya bisa menerima penderitaan itu. Semua itu sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa”, ujar Irdawati, menabahkan dirinya.

Mau tidak mau, kata Irdawati, dirinya harus tetap berjuang dengan segenap jiwa dan tenaganya. Demi untuk memenuhi nafkah material keluarganya. Seperti itulah, ungkapan yang terdalam, terucap dari mulut Irdawati, Senin (29/01) di kediamannya, di Desa Nelan Indah.

Anak bungsu Irdawati yang mengalami lumpuh sejak lahir.

Parahnya lagi, melihat kondisi yang dialami anak bungsunya, bernama Rahmana (7) tahun, pun mengalami cacat fisik, yang serupa seperti keadaan suami, Irdawati. Akan tetapi buah hatinya itu semenjak terlahirkan ke dunia ini sudah mederita cacat tersebut. “Parahnya lagi, anak saya yang bungsu itu, mengalami lumpuh juga. Yang sampai sekarang, belum bisa berbicara (Tuna wicara,red), apalagi berjalan. Memang dia sejak dari lahir, keadaannya sudah begitu”, ungkapnya.

Meskipun demikian hal yang dialami Irdawati, dia mengku tak pernah mengeluh serta berputus asa. Dirinya, tetap mencari nafkah, sebagai penjual ikan keliling (Ngider Ikan,red). Yang dibelinya, melalui para nelayan setempat, yakni di kawasan Pantai Muara Raja Wali (PMRW), kecamatan Teramang Jaya, itu sendiri.

“Terus terang saja, kalau ada yang mau membantu, saya merasa sangat senang. Dan benar saya membutukan perhatian dan bantuan dari pemerintah. Tetapi saya tidak tahu caranya, akan mengadu kepada siapa. Sedangkan keadaan saya, bapak kan sudah lihat sendiri, kami warga miskin. Kalau ada yang mau membantu, tentunya akan saya terima, dengan berlapang dada”, kata Irdawati, sembari memelas.

Berdasakan pantauan penulis, melihat sisi kehidupan Irdawati, sangatlah memprihatinkan. Kerena kondisi rumah yang ditempatinya, sepertinya tidak layak untuk dihuni.

“Lihatlah keadaan rumah kami ini, sengnya (Atap) sudah bocor semua. Sementara dapurnya sudah mau roboh”, keluhnya lagi.

Sementara itu, salah satu warga setempat, sebut saja panggilan sehari-harinya Pik Cadeh (40), yang kebetulan sedang bertamu di rumah Irdawati, juga mengaku sedih dan merasa prihatin terhadap kondisi yang dialami kerabatnya itu.

“Apa hendak kita lakukan, sedangkan kita juga orang yang tidak punya. Saya hanya sering berbagi pendapat ayuk Irdawati ini. Habisnya, saya mau menolong dengan materi tidak bisa. Apalah daya, kita sama-sama susah”, tutup Pik Cadeh. (Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.