SDN Pulau Pisang Diusulkan Menjadi Cagar Budaya

Sumatera100 Dilihat

Pesisir Barat – Sekolah Rakyat (SR) Pulau Pisang yang menjadi Sekolah Dasar (SD) Pulau Pisang dan sekarang bernama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasar Pulau Pisang, secara administratif berada di Pekon Pasar Pulau Pisang Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung. Sekolah ini diusulkan menjadi Cagar Budaya.

Usulan menjadikan sebagai Cagar Budaya datang dari Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal saat menghadiri Reuni Akbar SD Pulau Pisang 2017 di Lokasi Sekolah tersebut pada 4 Syawal 1438 H lalu.

Menurut Sumber Dinas Pariwisata Pesisir Barat, “Sekolah ini mulai ada dan berdiri Tahun 1892 di masa penjajahan Belanda, berdasarkan Arsip yang ada di sekolah tersebut”, terang Audi Marpi Kepala Dinas Pariwisata Pesisir Barat.

Senada dengan Audi, sesepuh Masyarakat Pulau Pisang yang berdomisili di Jakarta Inciknda Lela Suhardjo mengungkapkan, “SD Pulau Pisang itu di bangun zaman Belanda tidak tahu didirikan tahun berapa, Saya sendiri lupa. Tapi yang masih Saya ingat, Saya masuk kelas 1 SD Pulau Pisang tahun 1941. Bapak saya juga sekolah disitu sekitar tahun 1912. Jadi sekolah itu sudah tua sekali. Waktu itu kelasnya hanya 5 lokal, karena dulu sampai kelas 5 saja. Mulai kelas 6, kelas kami yang pertama pada tahun 1946”.

Tercatat beberapa Putra Pulau Pisang yang menjadi Guru “perintis” disana yakni Datuk Joesaki (1884 – 1986), H. Raden Bakri (1893 – 1974), Mursi (1898 – 1970), H. Aliyurja Kartadilaga (1901 – 2003), dan lain – lain.

“Datuk Joesaki salah seorang guru pertama di SD Pulau Pisang ini adalah kakek almarhum Pak Taufiq Kiemas dari Ibu nya Hamzatoen Rosjda. Paman dari Raden Bakri dan Mursi yang adalah Kakak beradik, dan bersaudara sepupu dengan H. Aliyurja Kartadilaga. Jadi guru-guru pertamanya adalah Keluarga”, terang Yamin Siswadi Warga Pekon Sukamarga Pulau Pisang yang sekarang tinggal di Pasar Krui.

Senada dengan Yamin, Tokoh Masyarakat Pulau Pisang yang berdomisili di Bandarlampung Zaprullah Khan mengungkapkan, “Guru-guru pertamanya semua dari Bahkaluweh Sukamarga Pulau Pisang. Sedang murid-muridnya adalah anak-anak 6 pekon (desa) yang ada di Pulau Pisang ini”.

Tercatat banyak sekali Alumni SD Pulau Pisang yang sudah sukses di perantauan. Sebut saja almarhum Prof. dr. Tanwir Yazid Mukawi, almarhum Lukman Mantan Wedana Krui yang tercatat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia, Mantan Hakim Tinggi Tusani Djafri dan Fauzi Ishak. Serta banyak lagi, yang alumninya menyebar keseluruh penjuru Negeri bahkan sampai mancanegara.

Anggota DPRD Daerah Pemilihan Pulau Pisang yang juga Ketua Komisi C DPRD Pesisir Barat mengapresiasi langkah Bupati tersebut, “Komisi C dan DPRD Pesisir Barat akan mendukung usulan bupati tersebut”.

Anggota DPR RI Henry Yosodiningrat yang didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat Oking Ganda Miharja yang hadir pada Reuni tersebut menyerahkan bantuan untuk pelestarian SD Pulau Pisang sebesar Rp 10 juta, yang diterima Kepala SD Pulau Pisang Azizi didampingi Ketua dan Sekretaris Reuni Toni Yubsir dan Yan Purnama.

“Semoga bermanfaat untuk tempat kedua orang tua ku pernah bersekolah. Untuk diketahui, Bapak saya H. Abdul Muin Dulaimi anak Pesirah Sai Batin Marga Pugung Penengahan juga bersekolah di SD Pulau Pisang ini. Dulu di Pugung belum ada Sekolahan. Ibu ku Hj. Hayarani begitu juga memang asli dan asal Pulau Pisang juga bersekolah disini. Ayahku dulu sebagai anak tua lelaki Pesirah Kepala Marga “Kost” tinggal di kediaman Paklunik Munadi Ubid di Labuhan Pulau Pisang. Ayah lahir tahun 1921 berarti beliau bersekolah di SD ini sekitar Tahun 1927. Ayah dan Ibu ku Keduanya Veteran”, kenang Henry Yoso. (*)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.