Proyek Dana Desa Asal Jadi Semakin Marak di Kabupaten Lampung Barat

Lampung Barat318 Dilihat

Lampung Barat, medianasional.id – Diduga maraknya pengerjaan infrastruktur pembangunan Jalan Rabat beton di Kabupaten Lampung Barat asal – asalan, hal ini harus ditindak lanjuti dengan serius oleh pemerintah, khususnya inspektorat kabupaten Lambar. Agar tidak “menular” ke desa lain.

Seperti pembangunan Jalan Rabat Beton yang terletak di Dusun Sidung Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat dengan panjang Jalan Rabat kurang lebih 250 meter, lebar 2 meter, tebal 15 cm.

Saat Wartawan Medianasional bersama tim Lembaga Jaringan Pemberantas Korupsi (JPK) Lambar, Heri Budiyanto meninjau lokasi pengerjaan proyek tersebut. Ketua RT setempat Samsu yang ikut serta dalam pengerjaan jalan itu angkat bicara saat dikonfirmasi pada tanggal 10 Juni 2018.

Ia mengatakan, “asal material yang digunakan seperti pasir batu (Sirtu) yang diambil dari aliran sungai way rekuk sebanyak 50 kubik dengan harga Rp 230.000 per kubiknya. Kemudian jumlah
Semen yang dijatah oleh Kepala Desa sebanyak 125 Sak dan untuk semen tersebut tidak boleh lebih. Lalu untuk papan pembatas setengah kubik dibeli dengan harga Rp 1.800.000, sedangkan plastik pujipelapis dasar sepanjang 250 meter seharga Rp 500.000. Lalu untuk pekerja berjumlah 8 orang digaji masing-masing Rp 70 Ribu per hari, untuk 2 orang kepala tukang digaji Rp100.000 perhari”, bebernya.

Masih kata ketua RT dan warga lainnya, mengenai pembangunan jalan rabat ini pihaknya sangat menyayangkan dan mengeluhkan cara Kepala Desa yang membatasi mereka. “Kata Kepala Desa itu, cukup tidak cukupnya bahan Material untuk pembangunan jalan itu, pihak pekerja harus mencukupkannya, dan untuk mencukupkan material itu para pekerja membuat adukan, satu kubik sirtu tidak lebih dari 3 sak semen,” ungkapnya.

Melihat jumlah dan harga material serta upah pekerja, menurut Kalkulasi Ketua RT dana yang dikeluarkan kurang lebih hanya Rp 30.150.000.

“Jadi bagaimana bisa bagus pembangunan jalan itu, jika semennya saja dibatasi seperti itu. Ya tapi itu lah namanya juga proyek pak semua sudah dipotong dan yang pasti kita hanya menjalankan perintah”, katanya sembil tersenyum.

Kemudian menurut pengakuan Pemangku setempat Ahmadi, mengenai pembatasan penggunaan Material oleh Kepala Desa itu benar. Sebab dirinya juga sudah mendapat laporan dari warga dan ketua RT.

Ahmadi menambahkan, “jika kita lihat pagu dana untuk pembangunan itu, terkesan fantastik. Karena ealam satu titik anggarannya mencapai Rp56 Juta”, jelas Ahmadi.

Terpisah, Naser Peratin Buay nyerupa, saat dikonfirmasi mengatakan, “untuk anggaran Dana Desa (DD), Desa ini mendapatkan Rp 1,1 Miliar, dan dari jumlah dana itu yang baru kami terima 20%. Kemudian 20% dana yang diterima itu kami pergunakan untuk membuat tugu/gapura pembatas Desa,
Dan membangun jalan rabat dua titik.
Satu di pemangku Sidung, dua di Pemangku Negeri Ratu. Dan untuk volume dua jalan itu sama 250 meter”, terangnya.

Masih kata Naser, untuk media yang ingin meninjau proyek pembangunan di desa tersebut diminta menemuinya terlebih dulu, siapapun itu, pungkas Kades Naser.

Reporter : Dedi F / Heri

Editor : Dian F

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.