Patut di Banggakan, Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Batang Melebihi Jateng dan Nasional

Batang54 Dilihat

Batang, medianasional.id
Di lihat dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang yang menuliskan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tahun 2018 dengan acuan harga konstan 2010 hingga mencapai angka Rp 14,45 Triliun. Artinya bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang menunjukan tren positif yang mengalami peningkatan.

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang selama kurun waktu 5 tahun terkahir di atas 5 persen, dilihat dari jumlah Rp13,67 triliun pada tahun 2017 dan selama tahun 2018 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72 persen.

Bupati Batang Wihaji saat ditemui di Kantornya, Kamis (12/9/2019) mengatakan, bahwa Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5.72 persen yang merupakan nilai tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terkahir, pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang hanya mencapai 5,32 persen, dan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai angka 5,17 persen.

Lebih lanjut Wihaji menjelaskan, bahwa untuk pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh 3 sektor yakni, kontruksi, informasi dan pengadaan air sampah dan daur ulang. Untuk sektor kontruksi kenaikan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,18 persen, melampaui sektor pertambangan penggalian yang hanya 8,26 persen padahal tahun sebelumnya penggalian hingga mencapai angka 18,5 persen.

“Pertumbuhan sektor kontruksi disebabkan adanya pembangunan proyek jalan tol Batang – Semarang, mega proyek PLTU, serta menjamurnya pembangunan perumahan di wilayah Kabupaten Batang,” beber Wihaji.

Namun demikian untuk sektor informasi telekomunikasi pertumbuhan diatas 10 persen, aktifitas digital mampu mendorong pertumbuhan sektor perdagangan yang berpengaruh juga pada akomodasi angkutan, jasa – jasa lainya.

Menurut Wihaji, Dari 17 lapangan uasaha di Batang, 11 lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif sebesar 5 hingga 10 persen, yakni jasa perusahaan sebesar 5,72 persen, lapangan usaha lainya 8,73 persen, jasa kesehatan 7,76 persen, jasa pendidikan 6,65 persen, jasa perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,51 persen, real estate 5,12 persen, pertambangan dan penggalian 8.26 persen dan industri pengolahan sebesar 5,31 persen.

Adapaun lapangan usaha yang pertumbuhanya kurang dari lima persen yaitu :
Pengadaan listrik dan gas 4,87 persen,
Transportasi dan pergudangan 4,71 persen,
Penyediaan akomodasi dan makam minum 4,59 persen.
Administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib 3,13 persen.
Pertanian, kehutanan dan perikanan 3,06 persen.

“Selama 5 tahun terkahir PDRB perkapita meningkat sebesar 35,49 persen, yaitu senilai Rp 19,56 juta pada tahun 2014 menjadi Rp 26,51, pada tahun 2018. Rata – rata pertumbuhan PDRB PERKAPITA hingga 7,1 persen pertahun, lebih besar dari nilai inflasi tahunan,” pungkas Wihaji.

Reporter : Puji_L

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.