Monumen Meseer Sakti Kampung Mesir Ilir Kecamatan Bahuga Diresmikan

Lampung230 Dilihat

Way Kanan, redaksimedinas.com – Peresmian Monumen Meseer Sakti Kampung Mesir Ilir Kecamatan Bahuga pada hari Jumat (10/03), dihadiri hakim Ketua Muda Perdata Mahkamah Agung RI, Marsekal Pertama TNI Taspin Hasan Kepala Staf Garnizun II Bandung,Kombes Polisi Robert Kennedy, S.I.K, Komandan Lanudad Gatot Subroto, Komandan Skadron 12 Serbu Gatot Subroto, Camat beserta Uspika Kecamatan Bahuga,

Bupati Edward Antony dalam pidatonya menyampaikan, “atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Way Kanan saya menyambut baik dan penyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas gagasan dan prakarsa dan dari Putra Daerah Kampung Mesir Ilir yang Mulia Hakim Ketua Muda Perdata Mahkamah Agung RI, Bapak Sultoni, SH, MH dan Bapak Marsekal Pertama TNI Taspin Hasan Kepala Staf Garnizun II Bandung, sehingga Monumen Meseer Sakti dapat didirikan”.

Lanjutnya, “Kami sangat berbangga hati dengan masyarakat Kampung Mesir Ilir Bahuga meskipun berada di perbatasan dan jauh dari Pusat Pemerintahan Daerah tapi mampu menghasilkan orang-orang yang hebat, semoga kedepan orang-orang seperti beliau-beliau tersebut kembali terlahir di Kampung Mesir Ilir dan akan membawa kesejahteraan bagi masyarak Kabupaten Way Kanan”.

Di zaman modern sekarang ini budaya lokal agak terlupakan oleh generasi – generasi muda karena perkembangan zaman dan pengaruhnya budaya asing. Padahal kita semua sebagai generasi muda yang harus menjaga dan melestarikan budaya daerah agar norma- norma kesopanan dan perilaku orang timur tetap terjaga.

“Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi akibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat sudah menjadi kebiasaan disebagian masyarakat kita, meniru budaya luar. Masih banyak lagi sisi negatif pengaruh budaya asing, yaitu cara bergaul bebas yang di adopsi sebagian remaja kita. Penampilan orang asing yang berambut pirang, bola matanya dengan warna yang tidak biasa bagi orang Indonesia, postur tinggi, hal tersebut sebenarnya gen yang dimiliki oleh orang asing dan orang Indonesia berbeda, orang Indonesia menganggap itu semua sebagai suatu keindahan dan orang Indonesia menirunya. Hal tersebut juga tidak baik karena akan membuat kita tidak bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan pada kita”.

Selain itu bangsa yang bijak adalah bangsa yang mengenal sejarahnya. “history repeats itself” sejarah itu berulang kembali. Hal yang pernah terjadi di masa lampau, suatu saat akan terjadi kembali dengan variasi yang berbeda tapi esensinya sama. Manusia yang bijak adalah manusia yang belajar dari masa lalu dan tidak mengulangi kesalahan para pendahulunya.

Dengan mempelajari catatan sejarah, kita akan lebih menghargai apa yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia. Betapa besar perjuangan para pahlawan dan pendekar untuk merebut kemerdekaan. Pengorbanan harta dan nyawa pejuang kita jadikan tauladan dalam hidup, dan kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk kemudian memperbaiki masa depan.
Pada hari ini kita meresmikan Monumen Meseer Sakti di Kampung Mesir Ilir ini. Keberadaan Monumen tersebut tentu bukan hanya sebuah benda mati dan sekedar hiasan saja. Namun memiliki filosopi mendalam untuk kita ingat dan kita kenang sebagai cikal bakal masyarakat Kampung Mesir Ilir Kecamatan Bahuga.

Konon kabarnya begitu besar jasa Tuan Sayih dalam membimbing dan memberi pelajaran bagi masyarakat. Beliau datang dari Mesir Timur Tengah untuk menyebarkan Agama Islam, dan mengajarkan ilmu Pertanian, peternakan, bermasyarakat dan bela diri. Berkat perjuangan beliau perkembangan Islam begitu cepat di daerah ini. Sebagian besar masyarakat Mesir dan sekitar akhirnya menjadi pemeluk agama Islam yang memahami cara bertani, berternak, bermasyarakat dan memiliki keterampilan bela diri, dan sampai saat ini masyarakat Mesir Ilir menjadikan Tuan Sayih sebagai nenek moyang atau Puyang Mesir.
Jika kita membuka kembali lembar-lembar sejarah, khususnya sejarah umat Islam, kita akan menemukan sebuah kesimpulan bahwa penyebaran agama Islam sampai ke Indonesia berkat para tokoh Islam dalam sejarah. Generasi Islam setelah zaman Rasulullah SAW dan para tabi’in selalu bermunculan yang mengajarkan keyakinan ke penjuru dunia.

“Tentunya hal tersebut mengharuskan kepada kita untuk berterima kasih atas jasa para tokoh penyebar agama Islam dalam sejarah. Inilah alasan mengapa sejarah begitu penting bagi kehidupan kita, khususnya bagi Agama Islam. Masa sekarang ada dan nyata karena adanya masa lalu yang menjadi sejarah”, demikian Bupati Way Kanan dalam pidatonya. (Maria Sari)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.