Libur Akhir Pekan, Ini Desa Wisata di Kabupaten Malang Layak Dikunjungi

Jawa Timur68 Dilihat

Malang, redaksimedinas.com – Kabupaten Malang punya desa wisata yang tentunya layak dikunjungi. Desa-desa itu memiliki karakteristik destinasi wisata masing-masing, seperti alam, budaya dan kulinernya.

Semua potensi itu dikelola secara profesional untuk memajukan dunia pariwisata Kabupaten Malang. Telah ada 17 Desa Wisata berdiri dan masuk dalam katalog pariwisata di Kabupaten Malang.

Terbaru, adalah Pujiharjo, desa memiliki banyak potensi alam di Kecamatan Tirtoyudo, atau sebelah timur Kabupaten Malang, yang juga terkenal dengan Live in Pujiharjo-nya. Desa Wisata yang sudah berjalan sebelumnya adalah Pujon Kidul, Ngadas atau dikenal dengan julukan Negeri Diatas Awan, Bon Pring di Sanankerto, Turen, hingga Desa Bayem berada diujung barat Kabupaten Malang.

Kelompok Desa Wisata menjadi cikal bakal berdirinya Desa Wisata. Jumlahnya sudah sebanyak 30 Kelompok Desa Wisata yang melahirkan 17 Desa Wisata di Kabupaten Malang. Pengembangan potensi pariwisata desa ini, tentunya menggambarkan The Heart of East Java atau Jantungnya Jawa Timur yang dipilih sebagai tagline pariwisata di Kabupaten Malang.

“Pujiharjo, salah satu Desa Wisata dikenal dengan Desa Sambang (Kunjungan) Pujiharjo. Banyak potensi alam bisa dikunjungi, tentunya berbeda dengan desa-desa lain di Kabupaten Malang. Sambang kebun, contohnya untuk melihat langsung beraneka jenis tanaman yang dikelola masyarakat, dan ada juga wisata pantainya,” beber Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara kepada redaksimedinas.com, Jumat (9/2/2018).

Adanya Desa Wisata, lanjut Made, membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan kunjungan wisata mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

“Jika ke Pujiharjo telah banyak berdiri homestay dikelola masyarakat desa, kunjungan wisata tentunya menambah pendapatan masyarakat,” tambahnya.

Baru-baru ini, semua Kelompok Desa Wisata tergabung dalam Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) berkumpul di Pujiharjo selama dua hari. Mereka menggelar diskusi untuk mengembangkan potensi wisata desa mereka lebih profesional lagi.

“Semua berkumpul menyusun program Asidewi ke depan. Evaluasi tentunya dilakukan untuk membenahi adanya kekurangan dalam pengelolaan Desa Wisata. Kini, wisatawan bisa memilih, untuk mengunjungi Desa Wisata yang diinginkan,” urai Made. (Darwanto)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.