GP Ansor dan Banser Garda Terdepan Menjaga Keutuhan NKRI

Jawa Tengah85 Dilihat

Demak, redaksimedinas.com – Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)butuh Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Serbaguna (Banser). Tanpa ada kiprah organisasi kepemudaan NU itu, maka negeri ini dikhawatirkan jatuh ke tangan orang-orang yang sama sekali tidak memiliki pemahaman sejarah kemerdekaan RI.

“Beberapa tahun terakhir sampai saat ini, masih ada kelompok-kelompok orang yang ingin merubah ideologi dan dasar negara Indonesia. Dasar negara kita yang dahulu telah disepakati para tokoh pejuang kemerdekaan, termasuk ulama-ulama besar NU,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas saat memberi sambutan pada pelantikan PW GP Ansor Jateng dan PC GP Ansor Demak di Pondok Pesantren Girikusumo, Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Demak, Sabtu (27/1).

Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, pengasuh Ponpes Giri Kusumo Mranggen, KH Munif Muhammad Zuhri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirodj, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas, Sekretaris Jenderal PBNU Drs H Helmi Faizal Zaeni, Bupati Demak M Natsir, serta Forkompinda setempat.

Kelompok-kelompok tersebut, lanjut Yaqut, ingin membentuk negara lain di bumi Indonesia, yaitu negara Khilafah Islamiyah. Menurut pemahaman mereka pemerintahan Indonesia itu kafir, sehingga NKRI harus diruntuhkan dan diubah menjadi pemerintahan yang Islami atau Islam Khilafah.

“Saudara-saudara semuanya jangan pernah terpengaruh dengan apa yang mereka katakan. Ketika mereka yakini bahwa negara dan pemerintahan Indonesia adalah kafir, itu sama saja menghina Nahdlatul Ulama,” tandasnya.

Ia menegaskan, GP Ansor dan Banser wajib melawan kelompok-kelompok yang mengancam keutuhan dan kerukunan NKRI. Ansor dan Banser harus gagah berani, mempunyai nyali berada di garda terdepan menjaga NKRI. Tugas GP Ansor dan Banser pada era seperti sekarang kian berat. Namun yang utama adalah mengader, mengaji dan makaryo atau bekerja. Sebab Ansor adalah kader-kader NU masa depan sekaligus masa depan NU.

Senada disampaikan Sekretaris Jenderal PBNU Drs H Helmi Faizal Zaeni menyebutkan, PC GP Ansor tidak hanya terdapat di Indonesia, namun di beberapa negara tetangga juga terbentuk PC GP Ansor. Diantaranya GP Ansor PC Korea Selatan yang belum lama diresmikannya.

Bahkan tidak sedikit warga Korsel masuk Islam. Mereka memilih Islam sebagai agamanya karena mereka cinta dengan dakwah segenap pengurus NU di Korsel, yang selalu mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang ramah bukan marah, Islam yang mengajak bukan mengejek, dan Islam adalah agama merangkul bukan memukul.

“Kita harus belajar semangat pengurus cabang GP Ansor di Korsel, karena tantangan berdakwah mereka jauh lebih sulit dibanding di Indonesia. Karena hampir 90% masyarakat Korsel adalah Atheis atau tidak beragama, demikian pula di Taiwan dan Hongkong, mayoritas penduduknya Atheis,” jelasnya.

Dalam sambutannya Helmi mengatakan, beberapa bulan terakhir banyak tamu asing sowan ke para kiai di Tanah Air. Baik diplomat, jurnalis, duta besar, maupun pengamat dari mancanegara yang datang ke pengurus besar ulama menanyakan tentang resep kerukunan, toleransi antarumat beragama di Indonesia.

“Pak Kiai Apa resepnya kok di Indonesia jumlah penduduknya mayoritas muslim tapi aneh, karena ketika di Bali ada umat Hindu beribadah dijaga oleh umat Islam,” kata Helmi menirukan percakapan orang-orang asing kepada para ulama.

Selain itu di NTT dan Papua dengan mayoritas penduduknya penganut nasrani saat mereka sedang merayakan hari besar agama di gereja juga dijaga. Bahkan di Jawa Tengah ada Candi Borobudur yang merupakan candi Budha terbesar di dunia tetap dijaga dan dirawat, bahkan setiap subuh ada adzan.

“Mendengar pertanyaan tersebut, para kiai cuma menjawab karena NU senantiasa menjunjung tinggi Trilogi Ukhuwah yang dikenalkan oleh tokoh NU, KH Ahmad Shiddiq,” katanya.

Konsep Trilogi Ukhuwah adalah menyatukan antara ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah wathaniyah yakni persaudaraan dalam ikatan kebangsaan, serta ukhuwah basyariyah atau persaudaraan sesama umat manusia.

Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, H Sholahudin Aly atau Gus Sholah mengatakan, pelantikan pengurus masa khidmat 2017-2021 ini, adalah amanat organisasi sebagai tindaklanjut dari Konferensi Wilayah (Konferwil) Jawa Tengah yang digelar pada 12 November 2017 lalu, di Kabupaten Pekalongan.

Pada periode sebelumnya, melalui kaderisasi dan penataan organisasi, GP Ansor Jateng telah terbentuk di sekitar 400 kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang (PAC) aktif. Jumlah itu sekitar 69 persen dari jumlah kecamatan yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

“Ini akan ditingkatkan terus hingga mencapai 90 sampai 100 persen kecamatan di periode ini,” imbuhnya.

Sementara itu, mengingat sudah banyak penjelasan dari para kiai, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak berpanjang-panjang dalam memberikan sambutan. Intinya, dia menyampaikan ucapan selamat kepada para pengurus yang baru saja dilantik.(50N /humas provinsi).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.