Ganjar Kedatangan Tamu PW IPM Bahas Deradikalisasi

Semarang63 Dilihat

Semarang, medianasional.id Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH.MIP kedatangan tamu dari Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah masa bakti 2019-2021, dalam kedatangannya menyampaikan empat isu penting yang dijadikan acuan penyusunan program unggulannya. Salah satu program yang menarik bagi Ganjar adalah deradikalisasi.

Delapan pengurus PW IPM Jateng yang menemui Ganjar Pranowo, SH.MIP di rumah dinasnya, Puri Gedeh adalah Ketua PW IPM Jateng Nurul Huda dan Ketua Bidang Kewirausahaan PW IPM Jateng Budi. Nurul Huda dalam kesempatan tersebut memaparkan empat isu strategis yang jadi pelecut IPM dalam menyusun program kerja utama. Ada empat isu utama yang jadi sorotan kami, pertama darurat narkoba, SARA dan hoax, radikalisme dan yang terakhir pengembangan sumber daya manusia.

Nurul Huda menjelaskan urgensi empat isu tersebut untuk digarap. Soal deradikalisasi, menurutnya, saat ini muncul fenomena beragama yang justru mementingkan identitas dan melupakan esensinya. Secara kulit itu sangat menarik, padahal itulah yang menjerumuskan pemuda dalam berbangsa dan bernegara.

“Kemarin ketika kerusuhan di Jakarta 21 dan 22 Mei, ada pengurus IPM Jateng yang berangkat sendiri ke sana dan sangat tahu, banyak pelajar di sana yang dimobilisasi. Padahal, mestinya kami diberi pengajaran agar nyaman belajar bukan dimobilisasi atau ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu,” ucap Huda.

Huda mengatakan, itulah pentingnya literasi keberadaban sebagai orang yang sedang melakukan proses pencarian ilmu, pelajar perlu diberi bekal keilmuan agar tidak terjerumus pada fanatisme, politik identitas maupun SARA. Maka, literasinya mesti diperkuat agar memiliki karakter beradab.

“Berbekal itu, ketika kami Fortasi, Forum Taaruf Siswa, untuk menangkal radikalisasi kami berikan materi dan pelatihan kebangsaan. Dengan acuan utama pembelajaran soal Pancasila. Juga kampanye soal narkotika yang saat ini telah ada kampanye legalisasi ganja. Kami juga akan membuat desain deradikalisasi dan antinarkotika dengan melahirkan duta deradikalisasi dan antinarkotika. Karena kalau hanya kampanye itu jangka pendek,” jelasnya.

Mendengar uraian pengurus PW IPM Jateng itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, SH.MIP terlihat antusias. Ganjar memang selalu antusias ketika diajak berdiskusi, terlebih ketika menemui lawan diskusi tokoh pemuda dengan pembahasan kebangsaan. Menurutnya, apa yang telah dirancang Pengurus PW IPM Jateng adalah hal luar biasa. Dengan basis organisasi kepemudaan yang berakar organisasi keagamaan, langkah mengkampanyekan deradikalisasi sangat tepat terlebih dengan cara-cara kekinian. Ucap pengurus IPM.

“Temen-temen sudah sangat bagus dan peka. Saya ceritakan pada banyak orang. Gus Yasin itu belajarnya di Suriah dan gurunya pernah ke sini. Ketika itu beliau menyampaikan mereka hancur karena hoax. Itu sampeyan jauh lebih keren. Kalau kita bicara biasa-biasa saja, kita tidak bisa mengikuti peradaban dunia. Dan itu harus disampaikan secara kekinian,” Bebernya.

Ganjar pun melontarkan alasannya kenapa selama ini dia sregep atau rajin mengampanyekan persatuan dan kebangsaan lewat media sosialnya. Misalnya membuat sayembara daur ulang alat peraga kampanye, vlog perdamaian pasca pemilu, vlog mudik dan lainnya.

“Makanya saya memakai cara yang dimaui anak-anak. Temen-temen bisa melakukan hal sama. Jauh lebih bisa bicara dengan itu. Saya ini orang era kolonial, tapi mencoba memilih cara milenial agar bisa masuk ke pemuda,” bebernya.

Keberhasilan dari cara tersebut, menurut Ganjar, akan terasa jika seluruh pemuda di negara ini tidak lagi memikirkan soal perbedaan, terlebih perbedaan suku dan agama. Untuk itu, dia berpesan agar IPM Jateng periode ke-23 ini menjadi pionir persatuan pemuda di Indonesia masa kini.

“Pemuda dari Muhammadiyah, NU, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu harus berkumpul bersatu. Jika ada satu yang disakiti, yang lain jangan sampai menerima. Kalau kita menyinggung sara, kita tolak. Kalau ada yang bicara soal ideologi, kita katakan tidak karena kita sudah Pancasila. Pancasila sangat islami. Merawatnya mahal ini. Temen-temen ini sudah on the road, tinggal speed up,” ungkapnya. ( * )

Reporter : Bhr, / Puji-L

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.