Forum Perangkat Daerah Diduga Sebagai Ajang Meluapkan Unek-unek

Bengkulu189 Dilihat

Mukomuko, redaksimedinas.com – Sepertinya ada kejanggalan yang terlihat oleh beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Mukomuko, yang menghadiri hajat diselenggarakan pihak BAPPEDA setempat. Ajang jajak pendapat terkait, untuk memfokuskan diri terhadap materi serta poin yang dapat dicerna langsung maupun tak langsung.

Yakni terhadap, penghelatan Forum Perangkat Daerah (FPD), yang berlangsung di aula Beppelitbang. Dimulai sekira pukul 08.00 WIB waktu setempat, Rabu (28/2). Kejanggalan yang terjadi, diantaranya, ketidak hadiran bupati Choirul Huda, SH. Serta yang punya hajat pula, tak nampak hadir, yaitu kepala BAPPEDA itu sendiri.

Melihat kejadian tersebut, giliran anggota DPRD Mukomuko, “geram”. Seperti tepat di mana melakukan pembalasan. Karena para wakil rakyat yang hadir tersebut. Secara kebetulan, adalah mereka yang tidak menghadiri Rapat Paripurna Istimewa (RPI) Sabtu (24/2) lewat. Salah satu diataranya, adalah Frengky Janas. Yang terkenal, bahwa kepokalannya membuming, menyangkut hal yang tak sependapat dengan dirinya.

Acara yang bertajuk, Memacu Daya Saing Daerah dan Infrastruktur, Guna Mewujudkan Mayarakat Yang Religius, Mandiri dan Berdemokrasi, tersebut dihadiri pula oleh kepala SKPD dan OPD serta stakeholders ASN setempat. Beberapa camat serta perangkatnya. Ikut pula beberapa Kepala Desa (Kades) sekabupaten.

Dan dihadiri pula, oleh seorang pegawai BAPPEDA provinsi Bengkulu. Serta tak ketinggalan, seorang anggota DPRD yang duduk di komisi IV Kota Madya Bengkulu. Pemuda adalah Muharramin, dari Daerah Pemilihan (Dapil) kabupaten Mukomuko. Serta pula, ketua DPRD setempat, Armansyah, ST. Ketiga orang tersebut, merupakan bertindak sebagi nara sumber. Sementa itu Body Rahmat Sentosa,SH.MH, bertindak sebagai moderator.

Dari pantauan awak media redaksimedinas.com, sepertinya forum tersebut, sebagai ajang gondok-gondokan. Atau mungkin pula, sekedar untuk melepaskan unek-unek atau rasa kesal yang selama ini terpendam. Karena mungkin belum terlampiaskan, pada momen yang tepat. Pasalnya, sebelum mulainya FPD itu, anggota DPRD yang telah mereda marahnya. Dengan kehadiran Asisten II Pemkab setempat, Novizar Putra,SE. Serta menyampaikan permintaan maaf dari Bupati. Atas ketidak bisaannya ikut serta di dalam kebersamaan tersebut.

“Karena beliau, bapak bupati, sedang ada tugas diluar daerah. Ada yang harus segera diselesaikan. Dan beliau meminta permohonan maafnya,” ujar Novi, menyampaikan, permintaan bupati.

Sementara itu, salah seorang perangkat desa pun, ikut secara spontanitas merasa agak dongkol. Pada waktu giliranya, dipersilahkan mengemukakan pendapat. Menurut orang itu, dia sebagai salah seorang perangkat desa, dari kecamatan Teramang Jaya, yaitu bernama Darwin.
Seketika dipersilahkan mengemukakan pendapatnya, dengan suara lantang dan nada tinggi, dirinya berucap. Dikatakannya, pembangunan di kabupaten ini, menurut dugaannya, terkesan tidak merata. Khusus serperti perlakuan terhadap desanya. Bahkan Darwin, merasakan proyek pembangunan yang selama ini berlangsung. Diduga ada semacam kepentingan pihak-pihak tertentu. Diungkapkannya, berdasarkan kenyataan di lapangan, sepengetahuan dia. Bertepatan pada akhir tahun 2017 lalu, tepatnya pada malam tahun baru, masih ada saja terlihat orang yang melakukan Provisional Hand Over (PHO). Sehubungan dengan pengadaan proyek pemerintah daerah setempat.

“Kalau proyek yang tak melibat perangkat desa. Bahkan pada malam tahun baru pun, masih ada saja orang yang melakukan PHO terhadap proyek itu”, ungkap Dawin, dengan nada dongkol.

Darwin berharap untuk kedepannya ada baiknya, proyek yang dikerjakan tersebut, sesuatu yang benar-benar merupakan skala prioritas, terkait pembangunan di desa. Karena menurutnya, yang tahu persis skala prioritas dalam desanya itu adalah perangkat desa itu sendiri. Perihal itulah, yang katanya mereka usulkan, melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam). Itupun tak dimasukan di dalam, pelaksanaan pembangunan berikutnya.

“Harapan kami pak, yang merupakan skala prioritas itulah yang kami ajukan, untuk diutamakan. Sebab, hanya kami yang tahu persoalan di desa kami itu. Mana yang merupakan skala prioritas, mana bukan. Yang kami ajukan, dari zaman WAU dulu, hingga sekarang belum juga terealisasi. (WAU Istilah bahasa Mukomuko-nya, Sudah Sangat-sangat Lama Sekali,red). Kerena dasar kami mengadakan munfakat itu, tidak secara individual. Melainkan, ke ikut sertaan perangkat dan pihak-pihak desa yang bisa dipercaya. Jadi maksud kami itu, pak-pak. Dahulukanlah, yang merupakan skala prioritas”, ucap Darwin, dengan suara keras, serta merasa kesal, di dalam hatinya.

Di sisi lain, beberapa orang ASN terpantau secara jelas, terlihat tak memfokus dirinya, terhadap pokok bahasan tersebut. (Kurang Nyimak, red). Pasalnya, ada yang sibuk main hand phone. Dan ada yang sibuk ngobrol satu sama lainnya. Baik lelaki sesama lelakinya. Maupun sesama perempuanya. Mereka sibuk berbincang dengan rekan di samping kiri kananya. Asyik pada polah dan tingkahnya, masing-masing.

Salah seseorang yang diduga, merupakan pegawai di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang sibuk sendiri dengan androidnya saat acara berlangsung.

Yang menjolok sekali yakni, salah seseorang yang diduga, merupakan pegawai di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Semenjak acara dialog tersebut, berlangsung. Dirinya menyibukkan diri, heboh dengan inbox, atau kotak masuk, melalui aplikasi whatsapp-nya. Sesekali Ia menoleh kepada rekan yang berada di sebelahnya. Setelah itu, lain dan tidak bukan, menunduk ke arah bawah, sibuk dan asyik mengotak-atik layar serta fokuskan terhadap androidnya. (Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.