Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung dari Lampung Untuk Indonesia

Lampung99 Dilihat
Pringsewu, redaksimedinas.com – Vertical Rescue Indonesia membangun jembatan gantung darurat di Pekon Yogyakarta,  Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Rabu (18/10).
Jembatan gantung darurat yang berada diatas aliran sungai Way Sekampuh tersebut menghubungkan Dusun Jogowiryo, Pekon Yogjakarta dengan Dusun 1, Pekon Sukoharjo IV.
Koordinator pembangunan 1000 jembatan, Nugroho Setiadji mengatakan tujuan pembuatan jembatan darurat sederhana ini guna menghubungkan sesuatu yang putus atau keterbatasan demografi. “Dengan tujuan memudahkan akses penyebrangan bagi anak sekolah (pendidikan-red), orang sakit, ekonomi, dan pertanian,” tuturnya.
Jembatan yang dibangun dengan jumlah relawan VRI atau juga Vertical Rescue Regional Lampung (VRRL)  berjumlah 12 relawan dan juga dibantu oleh Pramuka Perduli, Tagana, Departemen Sosial juga masyarakat setempat.
“Jadi kita buat jembatan secara cepat tidak menggunakan semen dan juga tidak memakan waktu yang lama (singkat).  Mengadopsi dari kegiatan Vertical Rescue, karena kalau di rescue mesti cepat menghubungkan apa-apa,” lanjutnya.
Jembatan darurat sederhana yang dibangun tersebut memiliki kekuatan 300-350 kg/m2. Atau bisa disebut dengan jembatan penyebrangan A1/ jembatan penyebrangan yang hanya bisa dilalui orang. Kemudian panjang jembatan mencapai 60 m2 dan lebar 1-120 cm.
“Karena ini jembatan darurat, tidak boleh melewati batas yang kami tentukan. Tapi nanti disitu ada warning untuk penyebrang agar tidak menyebrang secara bersama-sama.
Jembatan darurat sederhana yang didanai dari gaji pribadi Ridho Ficardo (MRF) dibuat tidak menggunakan kayu, tapi menggunakan bambu.
“Sejarah pembuatan jembatan darurat sederhana ini digagas di markas besar VR di Bandung. Sampai sekarang termasuk yang sedang dibangun ini adalah jembatan ke 38. Tapi kalau di Lampung, jembatan yang dibangun di Pekon Yogyakarta Pringsewu ini merupakan jembatan yang dibangun ketiga kalinya. Kemungkinan dalam pengerjaannya akan memakan waktu selama lima (5) hari,” papar Nugroho atau yang kerapkali disapa Ooc.
Untuk diketahui, jembatan darurat sederhana yang pertama kali dibuat di Lampung berada di Desa Jelujur Lampung Selatan dengan panjang 146 meter dan waktu pengerjaan selama tujuh (7) hari.  Kemudian jembatan kedua dibuat di Umbul Kadu, Girimulyo dengan panjang 42 meter dan waktu pengerjaan selama empat (4) hari.
“Harapannya dengan adanya jembatan darurat sederhana ini masyarakat bisa memotong waktu perjalanan menjadi lebih cepat.  Memang jembatan ini kuat jika dilalui kendaraan bermotor, akan tetapi tidak dianjurkan jika tidak dalam keadaan darurat,” pungkasnya.
Bagi masyarakat yang ingin mengajukan jembatan darurat sederhana bisa membuat surat permohonan pengajuan dari desa untuk diajukan ke Kwarda Provinsi Lampung. (Jum)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.