Dusun Losari Dinyatakan ODF

Wonosobo190 Dilihat

Wonosobo, medianasional.id – Dusun Losari, Desa Purbosono, Kecamatan Kertek mendeklarasikan diri sebagai dusun Open Defection Free (ODF), Kamis (14/02/2019). Dengan begitu, sudah tidak ada lagi warga Dusun Losari yang buang air besar (BAB) sembarangan.

Camat Kertek, Muhammad Said mengatan, sebelum adanya program jambanisasi ini, sebagian masyarakat Dusun Losari, Desa Purbosono masih BAB sembarang di kolam maupun sungai. Pasalnya air di daerah sini dan Kecamatan Kertek pada umumnya sangat melimpah.

“Namun sekarang tidak ada lagi warga yang BAB sembarangan, berkat petugas kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat serta dorongan dari Bapak DR. Budi Laksono, jajaran Kodim 0707/Wonosobo,” katanya.

Menurutnya, dengan program jambanisasi ini masyarakat menjadi sadar untuk menggunakan jamban keluarga. Bahkan Dusun Losari yang terdiri dari 330 KK dan 10 buah bertempat di fasilitas umum seperti sekolah, dan tempat ibadah ini, telah seratus persen menggunakan jamban keluarga.

“Tahun 2019 ini, kami memprogramkan jambanisasi di desa-desa di Kecamatan Kertek untuk menganggarkan melalui APBDes, bahkan ada yang mengaggarkan sampai ratusan juta rupiah,” bebernya.

Pihaknya berharap, dengan adanya deklarasi ini, kedepan seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Kertek akan termotifasi dan bisa mewujudkan seratus persen ODF. Sehingga impian dengan jamban sehat, keluarga sehat, masyarakat sehat dan harapan hidup lebih panjang bisa terwujud.

Sementara itu, Dandim 0707/Wonosobo, Letkol Czi Fauzan Fadli mengatakan, pihaknya siap mendorong untuk persepatan ODF di Wonosobo. Itu sangat penting dilakukan karena saat ini masih ada kurang lebih 105 ribu rumah tangga yang masih BABS. Sementara dalam 1 tahun pemerintah hanya bisa menyukseskan sekitar 3 % saja sedang saat ini baru 60 % yang mempunyai jamban. Jadi untuk mencapai 100 % harus menunggu berapa tahun lagi.

Letkol Fauzan Fadli,SE menargetkan ditahun 2019 untuk kabupaten Wonosobo sudah ODF semua. Itu bisa terjadi jika semua komponen bergerak secara bersama – sama mulai dari pemerintah, Ulama, para pemilik modal, badan usaha, penggiat lingkungan dan tentu saja yang paling penting adalah masyarakat Wonosobo. Menurut dari dinas kesehatan dalam kurun waktu 1 bulan saja dari gerakan Kodim yang mengajak masyarakat membuat jamban berhasil mencapai 1 %. Itu merupakan prestasi yang menggembirakan. Dan predikat sebagai kabupaten termiskin akan hilang.

Manfaat jamban sangat banyak, salah satunya adalah mengurangi penyebaran penyakit tipes dan diare, serta bebera penyakit perut lainnya. Jika masyarakat sehat maka usia hidup rakyat Wonosobo akan bertambah. Serta biaya untuk berobat bisa dialihkan untuk kegiatan yang lain.

Wonosobo merupakan daerah sumber mata air, jika sumber tersebut sudah tercemar oleh kotoran manusia maka yang sakit tidak hanya masyarakat Wonosobo saja. Akan tetapi bisa masyarakat kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Kebumen, Purworejo dan Cilacap akan terkena imbasnya juga. Maka kita ikut berdosa bila hal itu tetap dibiarkan saja.

Dr dr Budi Laksono Ketua yayasan menyampaikan aperasi yang luar biasa terhadap Kodim dan jajarannya, pemerintah Wonosobo serta masyarakat secara umum. Karena deklarasi ODF bisa terlaksana. Itu dulu merupakan mimpi bagi dirinya. Akan tetapi hari ini mimpi tersebut sudah terwujud.

Bupati Wonosobo yang membuka acara deklarasi menyampaikan bahwa selaras dengan hal tersebut atas nama pribadi dan pemerintah, sekali lagi saya memberikan apresiasi positif dengan dilaksanakannya pencanangan jambanisasi ini, sebagai upaya kita bersama untuk mewujudkan komitmen Kabupaten Wonosobo Stop Buang Air Besar Sembarangan, sekaligus untuk mendukung terwujudnya Universal Acces tahun 2019, yaitu 100% masyarakat mengakses air minum, 0% lingkungan kumuh dan 100% masyarakat mengakses sanitasi.

Lebih dari itu, saya juga berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ruang untuk mengevaluasi seberapa jauh perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, untuk selanjutnya membangun strategi dan ditindaklanjuti melalui program serta kegiatan riil yang nantinya mampu mendukung percepatan pencapaian total sanitasi.

Tentunya apa yang saya sampaikan di atas dapat dicapai, apabila ada kepedulian koordinasi dan sinergitas, maupun peran seluruh stakeholders untuk bersama-sama berkomitmen serta bertanggung jawab mensukseskan Wonosobo Sehat, yaitu Kabupaten Wonosobo Bebas Buang Air Besar Sembarangan.

Selain itu, saya juga berharap agar supaya seluruh stakeholders terkait, khususnya Tim Tekhnis, untuk dapat meningkatkan kesadaran serta memberdayakan masyarakat, agar merubah perilaku buang air besar sembarangan menjadi buang air besar di jamban yang sehat. (Andika)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.