Bupati Batang Bangga Desa Cepagan Tetap Mempertahankan Nilai Tradisi Lokal, Wujud Nguri – Uri Budaya Warisan Leluhur

Batang43 Dilihat

Batang, medianasional.id Pemerintah Kabupaten Batang melakukan kunjungan kerja ke Desa Cepagan, Kecamatan Warungasem, dalam kunjungan Wihaji Bupati Batang memperhatikan dan melihat langsung sentral indutri kreatif yang dilakukan secara tradisional atau menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Desa Cepagan – Kecamatan Warungasem. Tutur Wihaji

Di Desa tersebut hampir semua masyarakatnya usahanya memproduksi Syal, Pasmina dan kerudung, Sehingga Bupati Batang Wihaji menobatkan
sebagai Kampung ATBM. Hal ini disampaikan saat mengunjungi di salah satu rumah produksi di Desa Cepagan Kamis (8/11). Tuturnya

“Wihaji melanjutkan industri ekonomi kreatif sangat luar biasa untuk dikelola dan dikembangkan dengan maksimal, baik dalam produksinya maupun langkah penjualannya (marketing), industri kreatif yang dilakukan secara tradisional dan tetap bertahan di tengah moderinasi peralatan membuktikan bahwa produk bermutu tinggi / berkualitas sehingga keberadaanya dapat diterima dengan baik oleh para konsumen” Jelasnya Bupati Wihaji

“Tentunya Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Batang sangat mengapresiasi tekad masyarakat yang telah mempertahankan produk lokal citra tradisionalis berharga tinggi sebagai wujud kepedulian masyarakat dalam rangka nguri – nguri peninggalan nenek moyang kita lanjutnya, kita ketahui bersama bahwa suatu produksi dan keawetannya sudah yang teruji dan ditunjang pembuatannya yang unik justru akan membuahkan daya tarik tersendiri.

“One vilage one produk sebagai kampung tenun yang harus kita suport secara permodalan dan pemasarannya, serta terus kita lakukan langkah – langkah pembinaan agar lebih kreatif dan inovatif agar keberadaannya dikemudian hari tetap dapat bertahan dan berkembang mengikuti permintaan pangsa pasar,” Jelas Wihaji

Ditambahkan Wihaji, Ia juga berharap agar Desa Cepagan menjadi salah satu Destinasi wisata baru tentang edukasi ekonomi kreatif tenun, hal ini guna menarik antusiasme setiap pengunjung yang nantinya bisa membawa hasil produk syal, pasmina, kerudung serta produk lainya.

Ditemui dalam kesempatan ini warga setempat Aidin salah satu pengrajin tenun ATBM mengatakan dalam satu minggunya mampu memproduksi 2000 potong dan sudah berjalan kurang lebih selama 35 tahun. Tuturnya

“Dijelaskan, bahwa pemasarannya produknya sudah sampai keluar luar Jawa yaitu Bali, Sulawesi yang peminatnya justru banyak, para konsumen luar Jawa sangat puas dengan produknya, ia menambahkan bahwa pembuatannya produk secara manual justru hasilnya akan terasa nyaman, enak di pakai dan adem,” Kata Aidin.

“Dia juga mengatakan adapun kendala yang di hadapi sekarang bukan bahan baku tapi pekerja, karena sekarang orang lebih cenderung memilih bekerja di Pabrik ketimbang ikut sebagai pengrajin tenun tradisional. Ucapnya

“Adapun Untuk harga jualnya sangat murah dan sangat terjangkau bagi masyarakat semua kalangan harga produk kami mulai Rp 15 ribu sampai dengan Rp 30 ribu dengan metode harga murah namun dapat terjangkau di semua golongan masyarakat pada gilirannya permintaan pasar sangat besar sehingga dalam waktu satu bulan omset alhamdulliah bisa mencapai Rp 50 juta dalan sebulan,” Jelas Aidin

Kontributor : Sukirno

Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.