Bedah Buku Topeng, Kumpulan Cerpen Sawali Tuhusetya Berlangsung Hangat

Kendal239 Dilihat

Kendal- medianasional.id -Kumpulan Cerpen Sawali Tuhusetya, Topeng, memasuki tur buku pertamanya di Teras Budaya Prof. Mudjahirin Thohir, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Senin siang (7/9/2020) dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan Covid19.

Tur buku yang diinisiasi oleh Pelataran Sastra Kaliwungu dalam tajuk NgopiSastra#16 “Bedah dan Diskusi Buku Topeng” ini menghadirkan tokoh-tokoh akademisi sebagai pembedah yang berasal dari Kendal, yakni Ngarminingsih, S.Pd. (Sekretaris FTBM Jawa Tengah) dan Drs. M. Muzakka, M.Hum yang merupakan Penulis Buku “Beginilah Meneliti Sastra” dan juga Dosen Sastra Indonesia Universitas Diponegoro.

Diskusi yang dihadiri oleh 25-an pecinta sastra dari berbagai kalangan, yakni perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal, dosen, guru, anak muda, pegiat sastra, dan kalangan komunitas di Kendal berlangsung hangat.

Pasalnya, Muzakka berpendapat bahwa kumpulan cerpen sawali merupakan gambaran dari latar belakang sosial budaya pengarang yang berasal dari pedesaan pedalaman Grobogan dan menjadi guru yang lokasinya di pedesaan dekat hutan, yakni SMP Negeri 2 Pegandon. Hal ini membuat kumpulan cerpen yang dibuatnya sangat dekat dengan pembaca dan hadirin yang hampir semuanya adalah ‘orang desa’.

“Bertolak dari latar belakang budaya yang membesarkannya itulah sangat logis cerpen-cerpen Sawali Tuhusetya kental dengan tradisi Jawa pedalaman, dengan tokoh wong cilik yang miskin, buruh, petani, keterbelakangan serta sarat dengan mitos dan mistis,” ujar Muzakka.

Sementara itu, Ngarminingsih, atau yang biasa akrab disapa Nining menyampaikan bahwa apa yang ditulis Sawali mengandung alur yang sangat enak dibaca dan sangat dekat dengan kehidupan anak-anak kecil, “Saya waktu kecil, sangat ingat pernah mengalami kejadian dan peristiwa-peristiwa tradisi yang semacam ini, seperti dalam cerita-cerita dalam buku ini,” ungkapnya.

Bedah dan diskusi buku semakin terasa hangat tatkala beberapa hadirin seperti Setia Naka Andrian dan Abdul Muid saling melempar pertanyaan dan tanggapan terkait apa yang didapatkannya dari membaca buku kumpulan cerpen “Topeng” karya Sawali Tuhusetya itu.

Di akhir obrolan, Sawali yang datang bersama istri tercinta menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Mudjahirin Thohir dan tim Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK) serta para pembicara dan hadirin yang berkenan membedah bukunya, “Analisis-analisis Pak Muzakka saya kira sangat tepat, begitu tajam dalam menguraikan apa yang ada dalam buku saya ini,” tutupnya.

Bedah dan Diskusi yang dimoderatori oleh M. Lukluk Atsmara Anjaina ini berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam, dimulai dari pukul 13.00 dan berakhir pada pukul 15.30, kemudian dilanjutkan ramah tamah bersama Prof. Dr. Mudjahirin Thohir.(Ero)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.