Bantuan P3-TGAI Di Tubaba Bermasalah Melanggar Petunjuk Juklak Dan Juknis BBWSMS Turunkan Tim penyidik.

TUBABA, Medianasional.id

Diduga ada kejahatan persekongkolan Tim pendamping masyarakat (TPM) bersama perkumpulan petani pakai Air (P3A) – Gabungan petani pakai Air
(GP3A) Tiyuh – desa margo dadi kecamatan Tumijajar dalam pelaksanaan bantuan program percepatan peningkatan tata guna Air irigasi (P3-TGAI) dari
menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
(PUPR) pada Tahun
2020 di kabupaten Tulangbawang Barat,Provinsi lampung disinyalir
dikerjakan asal-asalan melanggar petunjuk juklat Dan juknis.

Program P3TGAI 2020
merupakan salah satu program nawacita yang diusung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo -Jokowi.Untuk
mendukung Kedaulatan Pangan Nasional ditengah musibah global-Covid-19.melalui Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWSMS) di Provinsi Lampung.
Berdasarkan hasil penelusuran informasi yang dihimpun dilapangan di
kabupaten Tubaba
mendapatkan 10 Titik Kegiatan Bantuan P3-TGAI -pembangunan saluran irigasi tersier yang dikerjakan langsung secara swakelola oleh masing-masing masyarakat selain tidak memasang papan informasi proyek dalam sistem pengerjaan pelaksaan hanya melibatkan 50 persen tenaga pekerja dari dalam tiyuh-Desa .

Dikatakan,Yusen Kaesaline, S.E., M.M. Penyidik, Balai
Besar wilayah sungai mesuji sekampung (BBWSMS)
mengatakan,menindak lanjuti informasi yang didapat terkait indikasi pengerjaan bantuan P3-TGAI Tiyuh-desa margo dadi dikerjakan Asal-asalan,kami tim penyidik langsung mendapatkan perintah penugasan dari pimpinan untuk turun ke lokasi
untuk melakukan penyelidikan dan pengumpulan barang bukti baik fisik dekumentasi gambar bahan untuk laporan ke pimpinan,”tegas,Yusen,
saat di komfirmasi medinasional saat dirinya malakukan peninjauan dilokasi pengerjaan P3-TGAI tiyuh margo dadi pada jum’at (17/7/2010) sekira pukul 10.46.WIB.

Dari hasil penyelidakan kroscek dilapangan hari ini, lanjut yusen,berkaitan atas laporan dari konsultan dan melihat pemberitaan viral di media sosial, bahwa pelaksanaan pengerjaan Bantuan P3-TGAI ada permasalahan tentang kontruksi,kegiatan ini dari direktorat sumber daya air yang berfungsi untuk meningkatkan sarana pertanian (irigasi),” Kalau semua yang ada di Tubaba ini jumlah kegitan ini saya kurang paham karna saya di sini adalah pada perinsinya saya hanya mengawal permasalahan yang terjadi dan misalkan dalam sepuluh pekerjaan ada dua yang bermasalah maka saya melakukan pengawasan di dua yang salah itu,” Seperti tiyuh margo dadi dikerjakan asal-asalan dan tiyuh sumber rejo yang informasi yang kita dapat ada potongan 5 % persen itu akan kita telusuri,” Ujar,Yusen

Yusen, menegaskan, tupoksi
Tugas TPM harus melakukan pengawasan-pengawasan secara intensif, dan yang kedua adalah mereka ini adalah petani yang mengerjakan nya seharusnya mereka harus lebih paham tujuan pengerjaan kegiatan tersebut untuk petani artinya kualitas nya yang harus diutamakan jika ada introfeksi atau tekanan silahkan lapor ke kami, hasil kroscek dilapangan
hari ini apa yang kita dapatkan dari lokasi akan kita laporkan ke kepala balai kami, dan sesuai arahan dari kepala balai kami kalau di situ terdapat kesalahan harus di lakukan penindakan tegas,sesuai dengan perintah Undang-Undang (UU),tegas, yusen

Pengerjaan P3-TGAI Tiyuh margo dadi harus di bongkar dan dilakukan perbaikan , dan perbaikan itu juga harus sesuai juklak juknisnya dan tiga hal yang harus tercapai, kualitas, kuantitas dan estetika, dan saya janji minggu depan akan kroscek kembali kesini untuk memastika hasil pengerjaanya harus benar-benar bagus dan bisa ada azaz manfaatnya di masyarakat petani Tubaba.sekali lagi saya tegaskan pendamping pekerjaan dan sebagai pengawas di lapangan,” ini baju di kasih bukan hanya asal pakai saja, anda pakai baji ini bukan supaya orang tau kalian petugas,kalian dilapangan punya tugas penting kalau perlu bongkar di bongkar dan di tegur pekerjaannya jika tidak baik ini ensitetika nya kurang karna tugas anda mengawasi kalau ada yang salah di tegur dan perbaiki biar baik pekerjaannya,” Tegur yusen, ke TPM dilokasi.

terget pekerjaan tersebut harus selesai sesuai dengan gambar tidak bisa dikerjakan seperti ini,” minggu depan saya kembali ke sini, dan saya tidak mau tau pokoknya pekerjaan ini harus selesai sesuai kualitas sebagai mana baiknya, tapi kalau minggu depan masih dan belum ada perubahan baik pekerjaannya dan pengawas wilayah semua pihak-pihak yang punya tanggung jawab dalam pelaksaan kegiatan ini akan saya proses saya panggil ke balai besar (Kantor),berang yusen.

Sementara saat dikomfirmasi medinaslampung dilokasi k
Agung, Tim pendamping masyarakat (TPM) mengakui kesalahan dalam pengerjaan bantuan P3-TGAI, Tiyuh margo dadi,” Ia kegiatan ini kita lakukan bongkar total mana yang bermasalah, karena tidak ada tanggul dan kurang ketebalan karna kurang pemasangan batunya,”kata Agung.

Namun Agung beralasan bahwa dalam pekerjaan tersebut ada dua desa maka dirinya beralasan bahwa dia tidak harus ada di satu titik saja,” iya setiap hari kita lakukan kunjungan dan pendampingan, dan kita juga menggunakan gambar, cuma kita disini dua desa jadi kita tidak di sini terus dan terkadang kita di sini dan kita juga ada di sana juga,” alasannya agung.

menurut Agung,TPM,pembongkaran ini dia tidak memenuhi 20 cm itu tadi maka harus di lakukan pembongkaran ulang,” dia tidak memenuhi ketebalan 20 cm itu makan di lakukan pembongkaran ulang, sebenarnya tidak memenuhi juklak dan juknisnya tapi cuma kurang memenuhi aja karna dalam pemasangan itu harus memenuhi 20 cm dan ini di kerjakan hanya 10 cm saja.” ,beber, agung.

Di tempat yang sama, Ari, selaku penerima pekerjaan mengakui bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah keteledorannya,” ya kalau arahan dari balai yang kami terima bahwa ketebalan tersebut tidak sesuai dengan gambar atau desain dari balai, dan kita tidak bisa menyalahkan satu sama lain yang jelas kita salah semua dalam arti dalam pengawasan kita tidak bisa harus ada setiap detik, menit kita harus di sini dan mungkin ada keteledoran dari tukang dan ketedoran juga dari kami,” akun Ari.

Selain itu Ari menjelaskan, dalam pekerjaaan tersebut nilai dan panjang pembangunan yang di bongkar yaitu,”polume nya sendiri sepanjang 526 meter kurang lebih segitu, dan untuk yang kita bongkar kembali dengan panjang 220 meter, dan untuk pekerjaan sendiri saat ini sudah mencapai 60 persen dan pembongkaran masih sekitar 40 persen,” untuk nilai Anggaranya sendiri sekitar Rp. 195.000.000,Kata Ari.

Laporan : Dian/Hadi

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.