Aksi Penolakan Kehadiran Bupati Halbar, Massa Langgar Maklumat Kapolri

Maluku Utara68 Dilihat
Aksi berlangsung

Jailolo, medianasional.id – Massa aksi yang mengatasnamakan Jong Halmahera, nekat melanggar Maklumat Kapolri nomor : Mak/2/III/2020, tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Massa tersebut dibuktikan pada hari Selasa (14/4/202). Dengan tuntutan menolak kedatangan Bupati Halbar dari luar daerah, dengan berjumlah massa kurang lebih 10 orang  menggelar aksi unjuk rasa di jalan masuk Pelabuhan Jailol, dengan menghadirkan banyak orang. Padahal sesuai maklumat Kapolri poin satu, tidak boleh mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak baik di tempat umum ataupun lingkungan sendiri. Dari poin satu itu, dipertegas juga di poin D, tidak boleh unjukrasa, pawai dan karnaval serta kegiatan lain yang menyebabkan berkumpulnya orang banyak.

Salah satu massa aksi Hikayat Hi. Marjud saat aksi menyampaikan, massa aksi menunggu Bupati di pelabuhan Jailolo, namun bupati sendiri tidak turun di pelabuhan Jailolo, namun masuk ke pelabuhan Desa Guaemaudu yang dekat dengan kediaman Skretaris Kabupaten (Sekkab) Syahril Abduradjak.

”Kami merasa dipermaikan, kami menunggu di pelabuhan Jailolo, tapi pak Bupati lari ke pelabuhan Sekda,”cetus Hikayat.

Aksi yang digelar sekitar pukul 17.00 wit, di jalan masuk pelabuhan Jailolo, tanpa ada pengamanan dari anggota Polres Halbar, bahkan massa aksi nekat membakar ban bekas sebagai bentuk protes dan mengakibatkan kemacetan di areal pelabuhan. Massa aksi ber-unjuk rasa kurang lebih satu jam dan tidak bisa menemui Bupati, sekitar pukul 18.00 wit, sehingga massa aksi kemudian bergerak menuju pertigaan Desa Gufasa, tepatnya di jalan menuju Pasar Jailolo.

Kepala Kesbangpol Halbar M. Syarif Ali ketika dikonfirmasi terkait tuntutan massa aksi ingin bertemu Bupati Danny Missy, namun Danny Missy menghindar, M. Syarif mengaku, jika dibilang Bupati Danny Missy melarikan diri saat masyarakat hendak bertemu Bupati yang baru tiba di Jailolo sangat keliru, karena justri bupati sangat sadar baru dari daerah terjangkit, sehingga menghidari kerumunan massa.

”Saya rasa massa aksi punya kepentingan lain, jika punya niat baik bertemu pak bupati, kenapa tidak datang secara baik baik, tapi datang menggunakan mikrofon yang dilengkapi dengan spanduk atau alat peraga aksi,”cetusnya

Mantan Kabag Humas Pemkab Morotai ini menambahkan, kepergian bupati ke kejakarta bisa dibilang sangat nekat karena memimikirkan kepentingan masyarakat yang saat ini kesulitan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD), karena Bupati sendiri sudah tau Jakarta merupakan daerah Zona Merah Covid-19, namun karena kepentingan masyarakat dan untuk mendapatkan APD yang saat ini langkah, bupati nekat menerobos dan mempertaruhkan diri untuk ke Jakarta.

”Saat ini masyarakat terkonsentrasi menghadapi penyebaran Covid-19, jadi jangan buat gaduh dengan melakukan aksi yang disusupi dengan kepentingan yang tidak berpihak kepada masyarakat,”katanya.

Lafdi sapaan akrab M. Syarif menambahkan, Bupati sangat paham tentang protocol kesehatan, sehingga setiap aktifitas yang melibatkan banyak orang Bupati tidak akan menghadiri, jika tidak bersifat urgen dan mendesak.

”Saat ini pak Bupati telah melakukan karantina mandiri, jadi tidak benar pak bupati tidak mengikuti protocol kesehatan. Jika dibilang pak bupati tidak peduli tentang penaganan Covid-19 di Halbar, pak bupati tidak akan mungkin menerobos ke Jakarta untuk melobi APD yang saat ini sangat langkah diseluruh Indonesia,”pungkasnya. (Ann)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.