Cegah Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah, Ini Penyampaian Menlu

Internasional98 Dilihat

Abu Dhabi, medianasional.id- Menteri luar (Menlu) Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya, menyampaikan, bahwa pemerintah Indonesia saat ini berusaha melakukan berbagai upaya untuk mencegah eskalasi ketegangan di Timur Tengah pasca serangan drone Amerika Serikat (AS) yang menewaskan Jenderal senior Iran, Qassem Soeleimani, di Baghdad, Irak, awal bulan ini.

Menlu, Retno Marsudi juga mengaku, bahwa pemerintah Indonesia sudah berbicara dengan Amerika Serikat, dan Iran di tingkat Dewan Keamanan, dan sudah berusaha untuk men-deputation, meng-encourage semua pihak agar eskalasi yang lebih jelek tidak terjadi lagi.

“Saya melakukan pembicaraan per telepon pada tanggal 8 malam berarti 9 pagi, karena pada saat itu Menteri Luar Negeri Vietnam baru mendarat di New York,dan Vietnam untuk bulan Januari ini bertindak sebagai Presiden dari Dewan Keamanan PBB. Saya mengulangi lagi spot Indonesia terhadap presidency Vietnam,” kata Menlu kepada wartawan di Emirate Palace, Abu Dhabi, UEA, Minggu (12/1/2020) malam.

Lanjut Menlu, Indonesia mengharapkan Vietnam juga menggunakan pengaruhnya sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB, agar semua pihak yang terkait dapat menahan diri sehingga tidak terjadi lebih buruk lagi.

“Jadi, kita cukup banyak untuk mengirimkan pesan, untuk meng-encourage agar eskalasi yang lebih jelek tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Ditanya wartawan, mengenai apakah masalah tersebut dibicarakan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, pada pertemuan dengan Menlu UEA dirinya juga membahas masalah tersebut, dan prinsip keduanya sama.

“Kita tidak ingin situasi, apa namanya, menjadi lebih memburuk,Presiden Jokowi pun, juga sedikit menyinggung masalah ketegangan di Timur Tengah tersebut dalam pertemuan dengan Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed,”ucapnya.

Namun, tambah Menlu, bahwa pembahasan ini tidak fokus kesana, karena fokus pembahasan dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed lebih membahas pada masalah ekonomi.

Lebih lanjut, Menlu menuturkan, semua negara khawatir dengan kemungkinan terjadinya perang terbuka antara AS dan Iran.

“Indonesia pun yang posisinya jauh juga khawatir karena perang tidak akan menguntungkan siapapun, perang itu akan berpengaruh pasti terhadap ekonomi dunia yang sudah tanpa perang pun sudah tertekan, tertekan terus ke bawah,” bebernya.

Buat Indonesia, menurut Menlu, yang sangat langsung adalah nasib warga negara kita. Karena di Iran, kalau menurut data yang ada, jumlah WNI yang ada di sana itu lebih dari 400 (empat ratus) WNI. Sementara yang di Irak lebih dari 800 (delapan ratus), Namun, ungkap Menlu, diperkirakan jumlah yang ada pasti lebih besar dari data yang pihaknya terima.

“Belum lagi kita bicara mengenai WNI yang tinggal di sekitar wilayah itu yang kalau ditotal bisa jumlahnya jutaan. Jadi, kalau situasinya tidak dapat dieskalasi, diredakan maka pasti akan terpengaruh kepada warga negara kita, tetapi sekali lagi untuk antisipasi,” tandas Menlu. (Zainal)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.